Awalnya aku dapat jadwal sidang jam 8 pagi! Dengan penguji yang cukup
aku takuti: ketua sidang Agus Darmadji. Penguji Satu Nawiruddin, Penguji
Dua Idris Thoha.
Aku punya pengalaman “terbunuh” dalam argumentasi
dengan Agus Darmadji sewaktu mengajukan judul skripsi dahulu kala
(2007), dia seorang intelektual. Aku harus berusaha keras mengahadapi
dia dalam sidang ini.
Padahal dalam doaku dialah yang ingin aku hindari… Beginikah jawaban doaku?
Idris
Thoha minta Sidang dimajukan jam 07.00 pagi, karena jam 08.00 dia harus
ngajar. Halah! Berarti aku harus cabut dari rumah jam 05.00 pagi….
Kubelah Jakarta pagi itu dengan kecepatan 90-100km/jam.
Jalanan sudah mulai ramai…
Aku
“dibunuh” oleh Idris Thoha, karena format penulisan ilmiah ku tidak
sesuai dengan panduan buku CeQDA. Ya eyya lahh..orang sudah aku tulis di
Bab I kalau aku berpedoman pada buku panduan 2004. Ya ga nyambung..
tapi dia tetep ngotot, sok intelektual…
aku hanya manggut-manggut menyadari egoismenya yang besar.
Karena
aku mempertaruhkan nilaiku pagi ini. Aku dibunuh terkapar tak berdaya,
doaku pada Allah pun bergeser: “ya Allah, nilai B juga ga apa-apa deh…”
Aku
khawatir sidang jam 08.00 dengan Agus Darmadji dan Nawiruddin
berlangsung serupa, karena skipsiku lemah..(kukerjakan hanya dalam dua
pekan setelah mengabaikannya selama lebih dari satu tahun…)
Rupanya tidak. Aku kenal Nawiruddin, aku cukup aktif diskusi dalam kelas-kelasnya sehingga dia juga mengenal aku.
Sedangkan
Agus Darmadji yang kutakuti itu, tidak bertanya satupun dan hanya
menjadi moderator karena posisinya sebagai ketua sidang. Sidang yang
seharusnya 90 menit itu jadi berlangsung hampir 3 jam karena Idris Thoha
itu…
Nilaipun dibacakan…
“Saudara Sigit Kamseno dinyatakan lulus dengan nilai rata-rata sidang 84.”
Gubrag!! Alhamdulillah…
Aku bersyukur pada Allah, dapet ‘A’,
“Dengan
kumulatif IPK 3.55, dengan demikian saudara Sigit Kamseno dinyatakan
lulus dengan predikat cum laude dan berhak menyandang gelar Sarjana
Sosial.”
Alhamdulillah, syukurku tak putus-putus…
Selesai sidang dan resmi menjadi Sigit Kamseno,S.Sos, aku ke Mushalla kampus, Shalat Dhuha lagi,
Bersyukur lagi, sujud syukur lagi…
…
Aku menangis…
…
Aku menangis…
…
Ya Allah, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji…
Jadikanlah hamba sebagai hamba-Mu yang selalu bersyukur…
Agar hamba dapat membaktikan seluruh hidup hamba hanya untuk-Mu…
Allah, sesungguhnya Engkaulah tempat pasrah terbaik….
….menjelang
pendaftaran wisuda (yang akhirnya –Alhamdulillah—waktu pendaftarannya
diperpanjang sehingga aku bisa daftar wisuda April itu), aku baru tahu
justru Idris Thoha lah yg memberikan nilai terbesar kepadaku: 87,
sedangkan Nawiruddin 85, sementara pembimbing yg sangat aku cintai
justru memberiku 80 saja. Gracias ya pak Idris yg baik…hee..
Kamis, 21 Maret 2013
project skripsi (6) : akhirnya saat menegangkan itu berlalu sudah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar