Ada kalimat menarik yg diucapkan oleh Elliana Pramesthi Alam pada film Ketika Cinta Bertasbih 2,
“aku suka rumah seperti ini. Nyaman, dan tak ada aura keangkuhan disini…”
Ya,
keangkuhan, itu yg ingin aku garis bawahi. Sering kita melihat
“wajah-wajah keangkuhan” yang amat jauh dari kedamian. Padahal pemilik
wajah2 itu adalah mereka yang secara financial –sebagai ukuran senyum
damai kebahagiaan—tercukupi.
Mereka memiliki kecenderungan memandang hina orang lain yang secara sosial lebih rendah statusnya dari mereka.
Tatapan mereka angkuh, nyaris tanpa senyum…
Cara berjalan mereka angkuh… tanpa tegur sapa,
Bahkan rumah-rumah mereka, yang megah dan besar itu, juga menggambarkan pemandangan keangkuhan.
Berbeda
dengan rumah-rumah sederhana yang kita lihat di kampung-kampung. Kecil,
sederhana, tetapi membawa kita pada suasana yang menenteramkan.
Orang-orang
kaya yang seperti itu, ternyata dihimpit oleh kehidupan yang pelik,
sehingga untuk sekadar tersenyum ramah saja terkesan sulit. Apa yang ada
dalam pikiran mereka? Barangkali cuma uang, bisnis, dan investasi.
Kering tanpa esensi, tanpa ruh… tanpa nyawa..
Barangkali wajah
yang senantiasa terbasuhi oleh air wudhu yang menggambarkan wajah
keteduhan, wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah di akhir malam:
menghamba, pada Zat yang patut disembah… itulah wajah penuh kedamaian
yang sering kita lihat.
021009. 16.50
Kamis, 21 Maret 2013
angkuh!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar