Kamis, 21 Maret 2013

angkuh!

Ada kalimat menarik yg diucapkan oleh Elliana Pramesthi Alam pada film Ketika Cinta Bertasbih 2,

“aku suka rumah seperti ini. Nyaman, dan tak ada aura keangkuhan disini…”
Ya, keangkuhan, itu yg ingin aku garis bawahi. Sering kita melihat “wajah-wajah keangkuhan” yang amat jauh dari kedamian. Padahal pemilik wajah2 itu adalah mereka yang secara financial –sebagai ukuran senyum damai kebahagiaan—tercukupi.
Mereka memiliki kecenderungan memandang hina orang lain yang secara sosial lebih rendah statusnya dari mereka.

Tatapan mereka angkuh, nyaris tanpa senyum…
Cara berjalan mereka angkuh… tanpa tegur sapa,
Bahkan rumah-rumah mereka, yang megah dan besar itu, juga menggambarkan pemandangan keangkuhan.

Berbeda dengan rumah-rumah sederhana yang kita lihat di kampung-kampung. Kecil, sederhana, tetapi membawa kita pada suasana yang menenteramkan.
Orang-orang kaya yang seperti itu, ternyata dihimpit oleh kehidupan yang pelik, sehingga untuk sekadar tersenyum ramah saja terkesan sulit. Apa yang ada dalam pikiran mereka? Barangkali cuma uang, bisnis, dan investasi. Kering tanpa esensi, tanpa ruh… tanpa nyawa..

Barangkali wajah yang senantiasa terbasuhi oleh air wudhu yang menggambarkan wajah keteduhan, wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah di akhir malam: menghamba, pada Zat yang patut disembah… itulah wajah penuh kedamaian yang sering kita lihat.
021009. 16.50

0 komentar:

Posting Komentar