Kamis, 21 Maret 2013

kita...

....
Dahulu kita pernah mengikat simpul yang kuat di sini…
ketika itu kita memulai semuanya dari awal…
tahukah antum akhi,
betapa mengharu biru hati dan jiwa ana,
ketika menerima uluran tangan antum dalam da’wah…

ketika ana berpanas-panas pulang kuliah dari Ciputat menuju Riyadhus Shalihin…
ketika semua lelah, kantuk, letih, hilang
saat melihat semangat da’wah yang menyala-nyala,
dari mata antum yang berbinar oleh cahaya iman,
ketika melihat tawa antum yang begitu lepas,

ketika mendengar suara fals antum saat latihan nasyid…
ketika antum hampir saja bertengkar,
ketika mendengar tangis antum yang begitu menyayat…
ketika ana menyediakan seluruh waktu ana untuk antum…
ketika ana mendengarkan keluh dan kesah antum…

waktu itu adalah masa yang indah,
ketika kita begitu takut akan kematian,
ketika kita begitu merindukan surga,
ketika airmata begitu deras mengalir…
saat kita takut kepada huru-hara Yaumil Mahsyar…
saat kita Shalat Tahajjud bersama,
saat kita bermuhasabah,
ketika hari-hari penuh canda,
ketika kita begitu merindukan Tuhan kita…

ingat!!
Ingatlah semuanya akhi…
Saat itulah antum ber’azzam, untuk tetap istiqamah,
Sampai mati…
Waktu itu antum masih remaja, anak SMK…

Namun kini,
Kemanakah perginya iman itu…
Kemanakah ketentraman hati itu…
Dimanakah kini airmata yang mampu memadamkan api neraka?
Sesungguhnya ana larut dalam kenangan masa lalu…
Entah bagaimana ana harus menjelaskan betapa khawatir ana memikirkan masa depan antum…
Entah bagaimana lagi ana harus meyakinkan antum untuk kembali dalam kafilah ini…
bahwa akhirat itu lebih baik dari semua keni’matan dunia yang kini membuai kita…
entah bagaimana ana harus menjelaskan pada antum,
bahwa ana selalu mencintai antum karena Allah….


Akhi,
Sampai kapanpun, ana adalah murabbi antum…

0 komentar:

Posting Komentar