Kamis, 21 Maret 2013

fisik nol persen!

Saya kagum pada teman lama saya. Meski tidak terlalu dekat, kami cukup akrab. Saya mengenalnya beberapa tahun lalu ketika awal-awal saya mengenal dunia tarbiyah. Kini dia sudah beristri  (kapan neh gw…?)

Ternyata oh ternyata, istrinya adalah seorang ukhti yang secara fisik tidak cantik, saya yakin semua laki-laki akan bersepakat dengan saya. (kalau cantik kan biasanya relative, tapi kalau jelek kan biasanya mutlak dan kita sepakat ya?? Hehe… ), Secara manusiawi mungkin orang akan berfikir bahwa dia tidak sepadan dengan suaminya. Suaminya tinggi, putih, like Chinese.

Namun “ketidaksepadanan” ini yang justru membuat saya kagum. Saya selalu kagum pada setiap orang yang memposisikan fisik dalam level nol persen utk memilih pasangan hidup, sebuah hal yang sampai saat ini belum mampu saya lakukan.

Saya memang tidak memposisikan fisik pada urutan pertama. Saya lebih mengutamakan akhlak yg baik (dengan segala derivasi dan definisi yg terkandung dari kata “akhlak yang baik” itu).

Tidak akan saya jadikan istri, seorang perempuan yang cantik namun berakhlak buruk. Bagi saya akhlak yg baik adalah harga mati! Sesuai dengan anjuran Baginda Rasul sebagaimana saya pahami, yang sesuai dengan nalar saya tentang interaksi kita pasca menikah, dimana saya akan bersamanya dalam bentang waktu yang amat panjang.

Setelah first priority akhlak itulah, kemudian saya memberikan porsi fisik sebagai tuntutan manusiawi saya sebagai lelaki. Tidak harus cantik, cukup yang sedang2 saja. maksud saya, “asal ga jelek-jelek amatlah.. ..hehe…

Bagi saya ini pilihan yang cukup masuk akal. Saya tak akan memaksakan diri untuk “beridealisme dengan memilih istri yg berakhlak baik meskipun secara fisik tidak menarik,” karena hal itu justru akan membuat dia terluka apabila saya tidak mampu “menutupi” gesture dan ucapan saya yg tidak tertarik kepadanya pasca menikah.

Saya akan menikah, dengan wanita yang menarik di hati saya, pertama karena akhlaknya, kedua karena saya tertarik pada penampilannya. Untuk urusan harta dan keturunan, saya tak memberikan prioritas sama sekali.

Rasulullah Saw bersabda,

“Mengapa tidak (kau nikahi) gadis yang ia dapat bermain denganmu, dan engkau dapat bermain dengannya, engkau menggigitnya dan ia menggigitmu?” (HR. an-Nasa’I)

Beberapa teman sudah memiliki pasangan hidup, tidak semuanya cantik--paling tidak menurut saya--. Mereka hebat dan saya kagum pada cara pandangnya.

Saya kapan?

13/04/10 13.21

0 komentar:

Posting Komentar