Kamis, 21 Maret 2013

tante itu menggerutu terus menerus

Hari jum’at kemarin sewaktu pulang kerja, di kursi belakang pada bus yang saya tumpangi, seorang ibu menggerutu tak henti-henti menyumpahi sopir yang dianggapnya “kurang lihai.”
Entah kenapa, senja itu jalan Thamrin sampai Taman Mini macet amat parah, semua kendaraan berjalan merayap amat—sangat—pelan (sekali…). Beberapa kendaraan menyalip dari kiri dan kanan, sementara bus kota yang kami tumpangi tetap “istiqomah”, ga mau nyalip.
Ini “sedikit” dari gerutuan si tante yang saya maksud:

“salip kanan donk, pir!”
“jaah! Udah deh sampe pagi deh, kalo kayak gini!”
“mayasari sopirnya belum bisa bawa mobil nih. iih! Udah deh sampe pagi deh..!
“salip kanan kek, pir!”
“tuh, kan! Disalip lagi kan!huh!?!

Hmmm…mendengar gerutuan itu, saya senyum2 sendiri: sebuah pengalaman menarik. Saya tak tahu seperti apa wajah tante itu karena dia duduk di belakang kursi saya. Imajinasi saya iseng membayangkan wajah seorang tante dengan bibir tipis, sedikit monyong. Rambut keriting, sudut mata lancip, alis dibikin tipis, dan balutan make up seronok! Hehehe… pas banget ya….

Dan, Senin ini aku bertemu seorang pegawai yang memiliki posisi cukup bagus di kantor. Dari tadi pagi sampai menjelang pulang begini, ia marah-marah terus. Pancaran wajahnya menggambarkan betapa pekerjaannya terlalu sibuk sehingga setiap bawahan yang datang seolah hanya menjadi beban dalam pekerjaan, bukan sebagai relasi.
“Selamat pagi, bu!” sapaan pagi saya!
Diam. Tak dijawab,bahkan sekadar dengan senyum.
Ini adalah pengalaman menarik untuk sebuah kesabaran dan ketenangan dalam hidup! Keep smile, bro!

Semoga Allah memberikan padanya ketenangan dan ketentraman hati, serta memberikan padanya pertemuan dengan seseorang yang dapat menentramkan jiwanya. Amien. Doa saya ikhlas untuk dia…
Catatan iseng: 051009. 16.31

0 komentar:

Posting Komentar