Hari jum’at kemarin sewaktu pulang kerja, di kursi belakang pada bus
yang saya tumpangi, seorang ibu menggerutu tak henti-henti menyumpahi
sopir yang dianggapnya “kurang lihai.”
Entah kenapa, senja itu jalan
Thamrin sampai Taman Mini macet amat parah, semua kendaraan berjalan
merayap amat—sangat—pelan (sekali…). Beberapa kendaraan menyalip dari
kiri dan kanan, sementara bus kota yang kami tumpangi tetap “istiqomah”,
ga mau nyalip.
Ini “sedikit” dari gerutuan si tante yang saya maksud:
“salip kanan donk, pir!”
“jaah! Udah deh sampe pagi deh, kalo kayak gini!”
“mayasari sopirnya belum bisa bawa mobil nih. iih! Udah deh sampe pagi deh..!
“salip kanan kek, pir!”
“tuh, kan! Disalip lagi kan!huh!?!
Hmmm…mendengar
gerutuan itu, saya senyum2 sendiri: sebuah pengalaman menarik. Saya tak
tahu seperti apa wajah tante itu karena dia duduk di belakang kursi
saya. Imajinasi saya iseng membayangkan wajah seorang tante dengan bibir
tipis, sedikit monyong. Rambut keriting, sudut mata lancip, alis
dibikin tipis, dan balutan make up seronok! Hehehe… pas banget ya….
Dan,
Senin ini aku bertemu seorang pegawai yang memiliki posisi cukup bagus
di kantor. Dari tadi pagi sampai menjelang pulang begini, ia marah-marah
terus. Pancaran wajahnya menggambarkan betapa pekerjaannya terlalu
sibuk sehingga setiap bawahan yang datang seolah hanya menjadi beban
dalam pekerjaan, bukan sebagai relasi.
“Selamat pagi, bu!” sapaan pagi saya!
Diam. Tak dijawab,bahkan sekadar dengan senyum.
Ini adalah pengalaman menarik untuk sebuah kesabaran dan ketenangan dalam hidup! Keep smile, bro!
Semoga
Allah memberikan padanya ketenangan dan ketentraman hati, serta
memberikan padanya pertemuan dengan seseorang yang dapat menentramkan
jiwanya. Amien. Doa saya ikhlas untuk dia…
Catatan iseng: 051009. 16.31
Kamis, 21 Maret 2013
tante itu menggerutu terus menerus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar