Jumat, 15 Maret 2013

Kreatifitas

Yang namanya lomba mewarnai untuk anak-anak dimana-mana sama saja: ibu-ibu yang mengantarkan anaknya terlihat lebih “ribet” daripada peserta itu sendiri.

“dindingnya warnanya kuning,nak!”

“daun warnanya hijau dong, bud!”

“warnanya dikasih gradasi supaya bagus!!”

“gunungnya masih ada putihnya, tuh!!”

Saya, yang diminta panitia untuk menjadi juri dalam lomba mewarnai untuk anak-anak dalam rangka memperingati Hari Kartini kemarin, senyum-senyum saja melihat tingkah ibu-ibu itu. Sekali lagi, dimana-mana sama.

Efeknya, alih-alih membuat gambar anaknya jadi lebih bagus, ‘sabda’ ibu-ibu itu lebih merupakan tekanan psikis bagi peserta. Sebagian, terutama untuk kategori anak usia 3 tahun, ada yang menangis, sebagian cemberut khas anak-anak, dsb. Pokoknya kalau kita melihat ekspressi ibu dan anak-anak itu dalam perlombaan, semuanya jadi serba lucu.

Si ibu berkeras bahwa warna daun harus hijau, kucingnya belang cokelat, biar gambar anaknya bagus dan mendapatkan gelar Juara Satu. Orang tua mana yang tidak bangga melihat anaknya mengangkat trophy kemenangan tinggi-tinggi. Sebuah ekspektasi orangtua yang “mengintimidasi” psikologi dan daya kreatif anak.

Saya jadi teringat buku yang ditulis oleh Jordan Ayan yang iseng-iseng saya beli sewaktu kuliah dulu, judulnya “Aha! 10 Ways to Free Your Creative Spirit and Find Your Great Ideas” (tapi berhubung bahasa inggris saya ancur, jadi saya baca terjemahannya dari penerbit Kaifa: “Bengkel Kreativitas : 10 Cara Menemukan Ide-ide Pamungkas” ^_^)

Bab-bab pertama dalam buku itu menjelaskan bahwa “pembunuhan” daya kreatifitas kita, orang-orang yang dewasa ini, dimulai dimasa kecil kita. Bagaimana semenjak di sekolah dasar, kita diharuskan mewarnai daun dengan warna hijau, sementara langit harus, sekali lagi harus, berwarna biru. Anak-anak seperti diarahkan untuk berbuat sesuatu yang “benar” dalam pandangan orang dewasa padahal membelenggu dalam dunia anak-anak.

Orang dewasa, entah orangtua, entah guru di sekolah dasar, dengan “egois” memaksa anak-anak berbuat sesuai obsesi mereka, sehingga anak-anak kesulitan untuk mengaktualisasikan ide-ide dalam benaknya kedalam media yg mereka miliki. Dilarang untuk menggunakan ballpoint berwarna-warni, dilarang mencoret-coret dinding kamar, dll. Dari sinilah proses penurunan daya kreatif bermula.

Itulah alasan mengapa ketika Jordan Ayan membuat simulasi kepada peserta dalam sebuah trainingnya dengan pertanyaan, “tulislah sebanyak mungkin benda apa yang bisa anda buat dari sebuah kaleng kosong? ”

Kebanyakan peserta training tidak memberikan jawaban yg variatif. Jawabannya hampir seragam dan tidak menemukan banyak ‘benda yg bisa dibuat dari kaleng kosong’. Jawaban orang dewasa melulu berbentuk celengan, tempat pensil, tempat kelereng, telpon-telponan, robot, dan sejenisnya yang juga merupakan jawaban rata-rata dari kebanyakan orang. Bandingkan dengan jawaban anak-anak, “tempat serangga, topi untuk kurcaci, industry, pedang, hingga jawaban bahwa kaleng itu bisa dipanaskan dan dicetak menjadi baju perang, dsb. Daya kreatif anak-anak mencapai tingkat originalitas hampir 100%, sementara orang dewasa hanya 5% saja. Semakin tua usia sesorang, dia akan semakin kehilangan daya kreatifnya.

Dalam buku itu disebutkan beberapa hal yang menurunkan daya kreatif kita, yaitu:

Kebiasaan,

waktu/kesibukan,

dibanjiri masalah,

tidak ada masalah,

takut gagal,

kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang,

kegiatan mental yang sulit diarahkan (kita mudah mengarahkan kegiatan fisik kita, tapi sulit mengarahkan kegiatan mental kita yg akut bukan?),

takut bersenang-senang,

kritik orang lain.

--
Buku itu saya beli di kaki lima, buku asli bukan bajakan lho! Kalo ga salah harganya Rp.15.000,- lagi discount 60% mungkin. Sebuah buku yang bermakna seperti testimony yang ditulis di lembar-lembar pertama buku itu,

“harga satu halaman buku ini sudah setara dengan apa yang Anda dapat didalamnya. Sehingga halaman-halaman berikutnya anda dapatkan secara gratis!”

Kalimat yg menarik ya! So, be creative!

Dan, jangan paksa anak memasuki dunia anda!

--
Kantor, 26410:15.24

0 komentar:

Posting Komentar